ETIKA PERENCANAAN
(PLANNING
ETHICS)
A. Pengertian
Etika dalam perencanaan diartikan
sebagai batasan-batasan sistem dan tata nilai minimum dalam ruang, waktu dan
kondisi tertentu yang dipersyaratkan untuk menjamin keberlangsungan proses
perencanaan guna mencapai tujuan. Pada hakikatnya,
etika perencanaan sangat diperlukan oleh setiap perencana sebagai pengendali
prilaku pihak yang terlibat dalam perencanaan dan mengikatnya agar bertanggung
jawab pada ranah publik.
Etika Melibatkan
aturan-main atau prinsip-prinsip yang mengatur tingkah-laku yang mengatakan apa
yang boleh dan tidak boleh; Menjembatani antara peraturan perundang-undangan
(yang mensyaratkan atau melarang tingkah-laku tertentu dan yang disertai dengan
sanksi yang ditegakkan oleh negara), dan etiket (yang berkepentingan dengan
kepantasan dalam interaksi sosial); Juga melibatkan code of conduct yang tidak
semata-mata prudential atau didikte oleh self-interest.
B. Etika Profesional
Setiap Profesi Mempunyai Ciri Sebagai Berikut :
1. Seperangkat pengetahuan
kepakaran/keahlian dan metode.
2. Otonomi Profesional; Pengawasan Internal atas sertifikasi dan
tindakan disipliner terhadap kolega.
3. Dan Seperangkat etika,
baik eksplisit and implisit.
Setiap professional code
of conduct memiliki serangkaian standar yang dipakai sebagai ukuran untuk
melindungi integritas keputusan profesional (professional judgment);
Prinsip-prinsip etika dalam perencanaan berupaya untuk menghayati isu-isu
equity and social justice, pentingnya memperluas pilihan-pilihan dan
memperjuangkan interests of the disadvantages, dan obligations to the
environment.
C. Kode Etik Profesi
Perencanaan :
1. Tanggung jawab perencana kepada publik.
2. Tanggung jawab perencana kepada para klien and pemberi kerja.
3. Tanggung jawab perencana kepada profesi dan kepada
sejawat/kolega.
4. Tanggung jawab perencana kepada diri sendiri.
D. Prinsip-prinsip
Etika Perencanaan (AICP/APA: adopted May 1992) :
1.
Melayanani kepentingan umum/publik.
2.
Mendukung peran serta warga masyarakat
dalam perencanaan.
3.
Menyadari bahwa keputusan perencanaan berciri komprehensif dan jangka panjang.
4.
Memperluas pilihan dan kesempatan bagi
semua warga.
5.
Memfasilitasi koordinasi melalui proses
perencanaan.
6.
Menghindar dari benturan kepentingan.
7.
Memberikan jasa perencanaan secara
cermat dan teliti.
8.
Tidak meminta atau menawarkan ‘jasa’ Tidak membuka atau menggunakan secara
tidak pantas informasi rahasia demi keuntungan finansial.
9.
Menjamin akses yang sama untuk publik kepada laporan dan studi-studi
perencanaan.
10.
Menjamin pemaparan sepenuhnya pada waktu konsultasi publik.
11.
Menjaga kepercayaan publik.
12.
Menghormati professional codes of ethics and conduct.
E. Model Etika dalam
Perencanaan :
1. Moral development
Rangkaian tahapan moral dengan
cakupan moral dan berprinsip.
2. Substansi Philosifical
Mengacu pada teori moral.
3. Substantive Professional
Mengidentifikasi pada individu yang
berperan spesifik.
4. Proses Driven
Berkaitan dengan proses non spesifik
pembuatan keputusan suatu etika.
5. Integratif
Mencari teori etika secara terpadu
dan mengacu pada prinsip, nilai dan kepercayaan moral.
F.
KODE ETIK IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA
MUKADIMAH
Sejalan dengan norma-norma tata hidup yang berlaku umum,
maka ditetapkanlah Kode Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA untuk
mempertinggi pengabdian para Anggotanya kepada Tanah Air, Masyarakat dan
lingkungannya, yang selaras dengan dasar Negara Republik Indonesia,
berlandaskan Pancasila dan mengutamakan kejujuran, keahlian dan keluhuran budi.
KETENTUAN DASAR
Dengan menjunjung tinggi profesi Konsultan dan
menghormati Kode Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA sebagai dasar dinamis
untuk melayani sesama manusia, maka tiap Anggota IKATAN NASIONAL KONSULTAN
INDONESIA :
1. Menjunjung tinggi kehormatan, kemuliaan dan nama baik
profesi konsultan dalam hubungan kerja dengan Pemberi Tugas, sesama Rekan
Konsultan dan Masyarakat.
2. Bertindak jujur serta tidak memihak dan dengan penuh
dedikasi melayani Pemberi Tugas dan Masyarakat.
3. Tukar menukar pengetahuan bidang keahliannya secara wajar
dengan Rekan Konsultan dan kelompok profesi, meningkatkan pengertian Masyarakat
terhadap profesi Konsultan, sehingga dapat lebih menghayati karya Konsultan.
4. Menghormati prinsip pemberian imbalan jasa yang layak dan
memadai bagi Konsultan.
5. Menghargai dan menghormati reputasi profesional Rekan
Konsultan serta setiap perjanjian kerja yang berhubungan dengan profesinya.
6. Mendapatkan tugas, berdasarkan standar keahlian
profesional tanpa melalui periklanan, menawarkan komisi atau mempergunakan
pengaruh yang tidak pada tempatnya.
7. Bekerja sama sebagai Konsultan hanya dengan Rekan
Konsultan atau tenaga ahli lain yang memiliki integritas yang tinggi.
8. Menjalankan azas pembangunan berkelanjutan dalam semua
aspek pelayanan jasa konsultansi sebagai bagian integral dari tanggung jawabnya
terhadap sesama, terhadap lingkungan kehidupan yang luas dan terhadap generasi
yang akan datang.
G. TUJUH DOSA PERENCANA
Dalam konteks ini, negara yang justru semakin bertambah
miskin itu, biasanya adalah sumber dari kesalahan para perencana pembangunan
yang mengantisipasi dan memilih strategi mana yang seyogyanya diterapkan.
Serangkaian kesalahan yang dilakukan oleh para perencana pembangunan itu
sebagai berikut :
1.
Permainan Angka.
Salah satu dosa besar perencana
pembangunan, mereka pemuja angka. Diam-diam mereka menganggap apa yang dapat
diukur diabaikan. Akibatnya, terlalu banyak tenaga kerja yang dihabiskan untuk
menciptakan model-model ekonometri; tidak cukup banyak untuk merumuskan
kebijaksanaan ekonomi atau menilai proyek.
2.
Pengendalian
yang Berlebihan.
Para perencana cinta dengan
pengendalian langsung atas ekonomi. Cepat sekali dianggapnya kalau merencanakan
pembangunan itu berarti mendorong sektor pemerintah dan menjalankan berbagai
pengendalian birokrasi guna mengatur kegiatan ekonomi, terutama di sektor
swasta. Sungguh aneh, masyarakat yang umumnya kekurangan perangkat administrasi
yang baik justru main coba-coba dengan berbagai pengendalian administratif yang
kaku. Pengendalian yang berlebihan berwujud birokrasi yang berbelit ini, meliputi
perijinan yang sulit, prosedur yang mesti melalui banyak meja dengan banyak
pula uang-uang semir yang mesti dikeluarkan, pada akhirnya menjadi bumerang
bagi perekonomian negaranya masing-masing.
3.
Asyik Untuk Menghitung Tingkat Penanaman Modal.
Setelah
banyak negara sadar bahwa pembentukan modal adalah inti proses pembangunan,
lalu mereka tidak henti-hentinya memeriksa apakah penanaman modal naik atau
turun. Tidak jadi soal terdiri atau tidak; sampai berapa jauh penanaman modal
berbentuk sumber daya manusia dibanding dalam bentuk sarana fisik lebih
bermanfaat; prioritas apa yang mesti diperhatikan, dan sebagainya
4.
Kecanduan
Mode-Mode Pembangunan.
Kita telah menyaksikan beberapa
macam mode pembangunan melanda dunia dalam dua warsa terakhir ini. Para
perencana seringkali mau saja menjadi korban mode yang sering berubah-ubah itu;
ini sebagian karena mereka harus menjaga jangan sampai tertinggal ke belakang
dalam usaha mengejar pembangunan, dan sebagian lagi karena mereka mungkin tidak
turut menganut jalan pikiran yang sedang jadi mode di kalangan negara pemberi
bantuan.
5.
Membedakan
Antara Perencanaan dan Pelaksanaan.
Kalau didesak terus mengapa, mereka
umumnya akan menjawab, tanggung jawab mereka membuat rencana pembangunan,
sedangkan tugas melaksanakannya jatuh ke puncak seluruh sistem politik
dan ekonomi. Ini tidak lain dari sebuah alasan yang dicari-cari. Sebuah rencana
yang baik biasanya disertai bagan langkah-langkah yang perlu diambil untuk
melaksanakannya. Rencana itu harus berisi saran-saran rinci mengenai semua
kebijaksanaan yang harus dijalankan, perubahan lembaga yang harus diadakan,
kerangka administrasi yang harus dibangun, dan proyek-proyek yang telah dinilai
dengan cermat dan yang diperlukan untuk mewujudkannya. Rencana yang baik harus berpijak
pada anggapan politik yang berdasar kenyataan. Para perencana harus tetap
mengikuti dan menilai rencana itu selama dilaksanakan, agar perbaikkan yang
diperlukan dapat dilaksanakan pada waktunya.
6.
Kecenderungan
Mengabaikan Sumber Daya Manusia.
Meskipun banyak sanggahan, tapi
umumnya di sebagian besar negara sedang berkembang, terutama di Asia Selatan,
sedikit sekali modal yang ditanam untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Sebabnya sebagian, penanaman modal semacam itu lama baru memberi hasil dan
bukti kuantitatif tidak ada mengenai hubungan antara penanaman modal semacam
itu dan hasilnya. Namun demikian, banyak contoh yang dapat dilihat mengenai
apa-apa yang dapat dicapai jika sumber daya manusia dikembangkan. Salah satu
contoh yang paling menarik adalah Cina. Dalam waktu singkat, Cina kelihatannya
telah berhasil menyebarluaskan ketrampilan teknik dan kejuruan pada sebagian
besar tenaga kerjanya dan pendidikan dasar pada sebagian besar tenaga kerjanya
dan pendidikan dasar pada hampir seluruh rakyatnya. Jangka waktu yang pendek
antara saat modal dan hasil yang dapat diperik diperpendek dengan cara
memusatkan perhatian pada kegiatan memberikan latihan kejuruan jangka pendek
(misalnya dokter kaki telanjang yang terkenal itu) dan bukan pada pendidikan
liberal atau latidan menyeluruh. Modal diganti dengan organisasi, sehingga
ekonomi bekerja penuh tercapai meski modal terbatas. Penduduk dan tenaga kerja
yang melimpah-ruah telah berhasil dari beban menjadi kenyataan melalui
penanaman modal yang bijaksana dalam sumber daya manusia.
7.
Pertumbuhan
Tanpa Keadilan.
Perencana pembangunan terlalu
terpukau oleh laju pertumbuhan GNP yang tinggi dan mengabaikan tujuan
sebenarnya dari usaha pembangunan. Ini dosanya yang paling tidak dimaafkan. Di
negara demi negara, pertumbuhan ekonomi disertai jurang perbedaan pendapatan,
antar perorangan maupun antar daerah, yang makin menganga. Dari negara ke
negara rakyat nyentuh kehidupan sehari-hari mereka. Pertumbuhan ekonomi
seringkali berarti sedikit sekali keadilan. Pertumbuhan ekonomi selama ini
selalu diikuti pengangguran yang meningkat, pelayanan social yang semakin
buruk, dan kemiskinan absolut dan relatif yang makin menjadi-jadi.
NILAI-NILAI PERENCANAAN
(PLANNING VALUES)
A. Pengertian
Merupakan
nilai-nilai yang harus diperhatikan sebelum membuat prencanaan. Nilai-nilai ini
digunakan para Planner saat merencanakan suatu wilayah/kota ,nilai-nilai ini
harus diperhatikan dengan baik sebelum merencanakan agar rencana yang akan kita
rancang lebih tersusun dengan baik. Nilai-nilai ini juga digunakan sebagai
pedoman untuk menyelaraskan dengan tujuan yang akan dilaksanakan.
B.
Jenis Nilai-Nilai Perencanaan
1.
Nilai-Nilai Teknik
Nilai teknik merupakan
nilai yang memperhatikan bagian infrastruktur dalam perencanaan. Nilai teknik ini juga
digunakan untuk menjalankan nilai-nilai sebelumnya agar berjalan dengan baik.
Contoh
: Dalam membuat jalan maka harus diukur
dengan baik sesuai dengan kebutuhan misalkan juga dalam membuat tikungan maka
derajatnya pun harus pas sesuai ketentuan dan tidak terlalu miring.
2.
Nilai-Nilai Ekonomi
Dalam
kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan, oleh
karenanya ekonomi merupakan salah satu nilai yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Selain itu, ekonomi sebagai alat untuk mengukur tingkat
kemajuan dalam suatu negara, apakah keadaan ekonomi yang baik atau semakin
memburuk.
Nilai
ekonomi juga penting dalam merencanakan wilayah/kota, karena bila suatu
daerah/kota yang direncanakan dengan baik sesuai dengan nilai ekonomi maka
wilayah/kota tersebut akan membantu
perekonomian masyarakat yang tinggal di wilayah/kota tersebut.
Contoh :
Dalam perencanaan membuat jalan di suatu wilayah/kota sebaiknya jalan tersebut
mudah untuk dicari dan jarak dari suatu daerah ke daerah lain tidak terlalu
jauh sehingga biaya masyarakat untuk transportasi lebih efisien.
3.
Nilai-Nilai Sosial
Menurut kamus besar
bahasa indonesia, pengertian sosial adalah : suatu ilmu yang mempelajari
tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi, sosial adalah
ilmu yang dapat mencakup semua kegiatan masyarakat, seperti sifat, perilaku dan
lain lain.
Dalam merencanakan
wilayah/kota juga kita harus memperhatikan nilai sosial . Karena dengan
diperhatikannya nilai sosial wilayah/kota yang kita rencanakan akan sesuai
dengan apa yang masyarakat inginkan. Jika Kita mengabaikan nilai sosial bisa
saja Masyarakat yang menempati wilayah/kota tersebut tidak nyaman dan tidak
sesuai dengan apa yang Mereka inginkan.
Contoh
: Ketika akan merencanakan suatu
wilayah/kota Kita tidak boleh seenaknya merencanakan dan langsung diterapkan.
Sebaiknya Kita bersosialisasi bersama Masyarakat dan memberitahukan rencana
Kita sebelum menerapkannya, Jika ada yang tidak setuju maka bisa
dimusyawarahkan sampai rencana Kita disepakati oleh semua Masyarakat yang akan
menempatinya.
4.
Nilai-Nilai Estetika
bisa dikatakan bahwa
estetika merupakan segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada
penglihatan seseorang. Pandangan itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu
yang bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama.
Nilai estetika harus
diperhatikan dalam merencanakan wilayah/kota karena dengan adanya nilai
estetika suatu wilayah/kota akan terlihat lebih rapih dan indah untuk dilihat
sehingga Masyarakat yang menempatinya akan lebih nyaman.
Contoh :
Saat merencanakan wilayah/kota di sekitar Pantai, maka kita harus memperhatikan
nilai estetika juga . Seperti membuat sesuatu bangunan yang bisa menjadi ciri
khas daerah tersebut . Penempatan bangunan-bangunannya pun harus terlihat rapih
dan baik agar dapat menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
5.
Nilai-Nilai Keamanan
Keamanan adalah keadaan
yang bebas dari seluruh ancaman dan bahaya. Dalam merencanakan wilayah/kota
juga kita harus memperhatikan nilai keamanan agar wilayah/kota yang kita
rencanakan aman dari segala ancaman dan bahaya sehingga penduduk yang
menempatinya merasa aman dan tentram berada di wilayah/kota tersebut.
Contoh
: Bila merencanakan daerah di sekitar
pantai, maka kita harus juga memperhaikan nilai keamanan seperti harus adanya
alat pendeteksi tsunami agar Masyarakat yang tinggal disana jika akan terjadi
tsunami dapat segera cepat di evakuasi
nuhun pak kahim
BalasHapusMasuk pak eko
BalasHapusNice project..
BalasHapusBisa cantumin source nya kang ?
BalasHapusini salah satu kisi kisi SKB cpns..💪
BalasHapus